Menu:


Kriteria  Show

Kategori dan kelas

Semakin lama, variasi cupang semakin bertambah banyak. Hal tersebut tak lepas dari peran peternak yang selalu berinovasi dalam menghasilkan varian cupang baru. Hasilnya, diperoleh cupang dengan bentuk sirip dan warna yang sangat beragam. Oleh sebab itu, diperlukan pembagian kategori dan kelas untuk memudahkan penilaian. Pengelompokan ini dimaksudkan untuk menyeragamkan cupang kontes dalam satu kelas dan dilakukan berdasarkan jenis sirip dan warna yang dikenal di kalangan peternak dan kontestan cupang.

Mengacu pada IBC area 6 (Asia Pacific) untuk tahun 2007—2008, pengategorian dan pengelasan cupang hias pada kontes adalah sebagai berikut.

Kelas regular

Kelas regular merupakan kelas kontes yang diikuti oleh jenis cupang yang ada saat ini. Di setiap kontes, kelas ini merupakan kelas standar kontes. Meskipun divisi yang diadakan tergantung dari ada atau tidaknya peserta di divisi tersebut.

 

1.            Divisi A: Halfmoon

A1.   Merah (warna tubuh gelap dan terang) STM

A2.   Hitam STM

A3.   Merah/Hitam DTM

A4.   Dasar gelap iridescent STM (biru royal, biru abu-abu, hijau, abu-abu, dan turquoise)

A5.   Dasar gelap iridescent DTM (biru royal, biru abu-abu, hijau, abu-abu, dan turquoise)

A6.   Transparan/Kuning/Orange STM

A7.   Pastel/Putih opaque STM

A8.   Dasar terang DTM

A9.   Dwiwarna/Kombinasi STM

A10.       Dwiwarna/Kombinasi DTM

A11.       Warna tubuh terang metalik STM/DTM

A12.       Warna tubuh gelap metalik STM/DTM

A13.       Warna lainnya (AOC = all other colors) STM

A14.       Warna lainnya (AOC = all other colors) DTM

 

Keterangan :

STM = Single tail male atau jantan berekor tunggal

DTM = Double tail male atau jantan berekor ganda

2.            Divisi B: Serit (Crown Tail)

B1.    Merah CTM

B2.    Hitam CTM

B3.    Dasar gelap iridescent CTM (biru royal, biru abu-abu, hijau, abu-abu, dan turquoise)

B4.    Dasar terang CTM (transparan, kuning, orange, pastel, putih opaque)

B5.    Dwiwarna/Kombinasi CTM

B6.    Warna tubuh terang metalik CTM

B7.    Warna tubuh gelap metalik CTM

B8.    Warna lainnya (AOC = all other colors) CTM

 

Keterangan:

CTM = Crown tail male atau serit jantan

 

3.      Divisi C: Plakat (Shows/Symmetrical)

C1.   Merah STM Plakat

C2.   Hitam STM Plakat

C3.   Biru  STM Plakat

C4.   Abu-abu STM Plakat

C5.   Hijau/Turquoise STM Plakat

C6.   Transparan/Kuning/Orange STM Plakat

C7.   Pastel/Putih opaque STM Plakat

C8.   Dwiwarna/Butterfly STM Plakat

C9.   Marble/Grizzled/Multiwarna STM Plakat

C10.       Warna tubuh terang metalik STM Plakat

C11.       Warna tubuh gelap metalik STM Plakat

C12.       Warna lainnya (AOC = all other colors) STM Plakat

C13.       Plakat simetris

 

b.            Kelas tambahan

Selain kelas regular yang mengacu pada jenis dan warna, terkadang panitia suatu kontes mengadakan kelas tambahan yang memiliki beberapa kategori berikut.

 

1.            Divisi D: Peternak pemula

NB1.Single tail male

NB2.Double tail male

NB3.Single crown tail male

NB4.Plakat male

NB5.Single tail female

NB6.Double tail female

 

2.            Divisi E: Cupang Alam

E1.    Pasangan cupang alam bubblenester kecil

E2.    Pasangan cupang alam mouthbreeder kecil

E3.    Pasangan cupang alam bubblenester/mouthbreeder besar

 

3.            Divisi F: Kelas Betina

F1.    Warna dasar solid betina HM/Plakat

F2.    Warna lainnya (AOC) betina HM/Plakat

F3.    Warna dasar solid betina serit

F4.    Warna lainnya (AOC) betina serit

 

4.            Divisi G: Kelas Sementara

G1.   Plakat tradisional

G2.   Plakat raksasa

 

5.            Divisi H: Pengembangan

H1.   Warna/Bentuk/Sirip baru

H2.   Pasangan

 

6.            Divisi I: Karya seni cupang

I1.     Fotografi

I2.     Ilustrasi

I3.     Kerajinan tangan

 

2.      Kriteria penilaian

Mengacu pada standar yang telah ditetapkan oleh IBC, kriteria penilaian kontes cupang berdasarkan terbagi menjadi dua bagian, yaitu penilaian fisik dan penilaian warna. Untuk lebih jelasnya, kriteria penilaian dijelaskan sebagai berikut.

 

a.             Penilaian fisik

Penilaian fisik juga mencakup kesehatan cupang yang dikonteskan. Adapun materi penilaian mencakup dimensi tubuh, kondisi, dan mental cupang.

 

1.            Dimensi tubuh

Dimensi tubuh mencakup segala hal yang terkait dengan bentuk dan ukuran. Dalam hal ini, dimensi cupang yang menjadi penilaian mencakup bentuk serta ukuran badan dan sirip.

 

a.            Ukuran badan

Ukuran badan yang dimaksud merupakan panjang badan yang diukur mulai dari ujung bibir sampai pangkal ekor. Untuk cupang jantan, panjang badan minimal 3,75 cm; sedangkan panjang badan minimal betina 3,25 cm. Dalam kontes, penilaian ukuran badan ini merupakan penentu kemenangan di akhir penilaian grandchampion atau cupang terbaik di kelasnya. Jika semua cupang memiliki nilai yang sama, cupang dengan ukuran terbesar lah yang akan dimenangkan.

 

b.            Ukuran sirip

Penilaian terhadap ukuran sirip hanya digunakan pada cupang kontes jantan. Hal tersebut cukup beralasan karena cupang jantan memiliki sirip yang lebih panjang dibandingkan cupang betina.

-         Sirip dayung (pektoral). Meski sulit untuk dinilai, secara umum sirip dayung atau sirip insang yang lebih lebar akan lebih disukai. Kesulitan penilaian ini disebabkan tipisnya sirip dayung sehingga terlihat lebih transparan.

-         Sirip dasi (ventral). Syarat sirip dasi atau sirip perut yang sesuai standar penilaian yaitu panjangnya mendekati panjang sirip bawah (anal).

-         Sirip bawah (anal). Syarat sirip bawah atau sirip dubur memiliki pajang minimal setengah panjang badan. Panjang tersebut diukur mulai dari ujung tulang sirip paling awal hingga ujung luar tulang tersebut.

-         Sirip punggung (dorsal). Syarat sirip punggung yaitu memiliki panjang minimal setengah dari panjang badan. Panjang tersebut diukur mulai dari ujung tulang sirip paling awal hingga ujung luar tulang tersebut.

-         Sirip ekor (kaudal). Syarat sirip kaudal yaitu memiliki panjang tulang ekor setengah dari panjang badan. Panjang tersebut diukur mulai dari pangkal ekor hingga bagian tengah sirip ekor. Jadi, tidak diukur berdasarkan tulang ekor terpanjang.

 

c.             Simetris

Idealnya, cupang kontes memiliki badan dan sirip yang seimbang. Siripnya terlihat mulus dan rapi. Jka ditarik garis lurus di bagian tengah, badan hamper simetris antara bagian bawah dan atas, kecuali bagian depan dari sirip bawah yang terdapat organ-organ tubuh. Sepintas, ketiga sirip seperti membentuk lingkaran dengan bagian luar sirip yang terhubung satu sama lain tanpa spasi.

Bentuk cupang double tail terlihat lebih simetris dibandingkan dengan bentuk cupang single tail. Jika ditarik garis semu di bagian tengah tubuh, ketiga siripnya harus terlihat seperti bayangan yang sama antara bagian bawah dan atas. Hal ini disebabkan oleh sirip punggung double tail yang lebih lebar dan dapat mendekati lebar volume serta bentuk sirip bawah.

 

d.            Proporsi

Cupang kontes yang proporsional lebih baik dibandingkan dengan cupang yang hanya memiliki ukuran besar. Sangat penting bahwa sirip dan badan seimbang. Jika sirip besar, badan juga harus besar. Ukuran sirip yang tidak proporsional, baik besar maupun kecil, mengakibatkan cupang tidak simetris dan kurang menarik.

 

e.             Bentuk badan

Badan seharusnya berbentuk seperti peluru, di bagian sekitar sirip dasi (ventral) terlihat lebih besar kemudian mengesil kea rah kepala dank e arah pangkal ekor sehingga cupang terlihat langsing di setiap sisinya. Panjang badan 3—4 kali lebar tubuhnya yang terlebar. Bentuk keseluruhan cupang sangat penting. Tubuhnya harus mendukung bentuk siripnya, bukan menutupinya. Sebagai contoh cupang terliaht gemuk dan memiliki sirip yang kecil memiliki kesalahan yang sangat serius. Cupang double tail memiliki ukuran dari atas ke bawah yang lebih lebar dibandingkan dengan single tail. Tubuh double tail yang lebih gemuk dapat diterima selama si ikan mampu mendukung lebar siripnya.

 

f.              Bentuk sirip

 

-     Sirip punggung (dorsal). Pada sirip punggung single tail, berbagai macam bentuk dapat diterima, baik setengah lingkaran, seperempat lingkaran, maupun seperti segiempat, yang penting dapat memperlihatkan lebar serta volume siripnya. Bentuk segitiga tidak dapat diterima. Seperti halnya sirip-sirip lainnya, lebar serta volumenya sangat penting karena yang dicari adalah sirip yang lebarnya paling maksimal. Idealnya, antara dirip punggung (dorsal) dan sirip ekor (caudal) terlihat overlap atau tumpang tindih sehingga terlihat seperti tergabung, meskipung secara fisik tidak tersambung. Tulang pertama yang dekat dengan kepala harus seimbang denga tulang lainnya dan tidak terlihat memendek. Sementara pada sirip punggung double tail, dasar sirip punggung (dorsal) pada cupang double tail seharusnya terlihat lebih lebar daripada cupang single tail. Sirip punggung double tail yang baik akan terlihat seperti bayangan dari sirip ekornya, sehingga tampak simetris.

-     Sirip ekor (kaudal). Pada single tail, bentuk sirip ekor yang baik adalah setengah lingkaran dengan bukaan 180 derajat. Melalui perkawinan yang selektif, pencabangan tulang, perawatan, dan pengkondisian, bukaan sirip seperti ini merupakan pilihan yang baik untuk diternakkan. Kadang-kadang dalam satu kelas tidak memiliki sirip ekor (caudal) yang baik, tetapi bila terjadi hal tersebut juaranya dipilih dari cupang yang terlihat lebih simetris dan bukaannya paling lebar. Sirip ekor yang terlihat melebihi 180 derajat bukaannya tidak menjadikan dia lebih baik atau lebih jelek dibandingkan dengan cupang yang memiliki bukaan 180 derajat. Semua sirip ekor termasuk pada cupang double tail harus memiliki tulang yang tersebar merata di bagian atas dan bawah dari garis tengah ikan. Bentuk caudal yang proporsional lebih baik dibandingkan dengan sirip yang lebih panjang. Sirip ekor double tail harus memiliki volume caudal yang sama dan tersebar merata antara bagian atas dan bawah dari garis tengah. Kedua sirip ekor tersebut bisa saja overlap, tetapi tetap terpisah ingga pangkal ekor. Setengah lingkaran merupakan bentuk yang ideal untuk kedua sirip ekor tersebut.

 

-     Sirip bawah (anal). Secara kasar sirip bawah memiliki bentuk segiempat. Namun idealnya, bentuk sirip bawah adalah trapezium dengan bagian dasarnya berukuran lebih pendek. Dengan kata lain, bagian ujung sirip ini lebih lebar dari bagian dasarnya. Ujung depan dan belakang seharusnya tidak membentuk seperti segitiga. Sirip bawah yang penuh dan berisi sngat dikehendaki. Idealnya, sirip bawah tumpang tindih dengan sirip ekor tetapi tidak menyatu. Sirip bawah yang berbentuk segitiga merupakan kesalahan, demikian juga sirip bawah yang berukuran sangat panjang (1,5 hinga 2 kali lebar sirip bawah). Sirip bawah seharusnya tidak melebihi ujung bawah dari sirip ekor.

 

-     Sirip dasi (ventral). Bentuknya hampir serupa dengan sebuah belati. Bagian depannya sedikit melengkung ke belakang dan ujungnya meruncing. Sirip dasi seharusnya memiliki panjang yang sama dan tidak bersilangan, serupa, tidak boleh terlalu pendek, serta tidak juga terlalu panjang dan tipis. Sirip yang penuh sngat penting. Sirip dasi betina terlihat lebih pendek dari proporsi badannya.

 

-     Sirip dayung (pektoral). Sirip dayung sangat penting untuk berenang, menjaga keseimbangan, dan mempercepat gerakan. Idealnya, ukuran sirip dayung lebih lebar dan panjang.

 

2.      Kondisi cupang

a.            Kondisi umum

Kondisi umum mencakup kesehatan cupang dan tingkat kerusakan badan atau sirip yang berpengaruh terhadap penampilan secara  keseluruhan. Cupang seharusnya terlihat cukup makan serta enerjik dengan tubuh dan sirip yang sehat. Umur bisa menurunkan kualitas kondisinya, seperti kelebihan ukuran badan dan serit-serit menjadi keriting.

 

b.            Kondisi badan

Penampilan yang sempurna adalah kuncinya. Luka, hilangnya sisik, sisik yang berdiri, ataupun kekurangan lain pada tubuh dapat mengurangi nilai.

 

c.             Kondisi sirip

Aspek tertentu dapat diterapkan pada semua sirip, meskipun terdapat 2 sirip yang berpasangan, yaitu sirip dayung dan sirip dasi serta 3 sirip yang tidak memiliki pasangan, yakni sirip pungggung, ekor, dan bawah. Tulang sirip harus lurus atau sedikit melengkung hingga bercabang lalu tumbuh sejajar atau terpisah dengan rapi ketika menjauh dari pangkalnya. Tulang sirip bisa memanjang melampaui selauput sirip (webbing tissue) yang sering disebut dengan extended ray (grepes atau berserit). Jika cupang memliki extended ray, semua sirip harus memiliki extended ray yang sama spasinya. Sirip yang berkembang seperti ini tidak mengurangi nilai dalam perhitungan kondisi cupang. Tulang sirip yang sedikit memanjang disebut juga comb tail atau ekor sisir dan tulang yang ekstra panjang dengan sedikit selaput sirip disebut crown tail atau serit yang memiliki standar sendiri. Selaput sirip harus terlihat penuh, kuat, dan tidak rusak. Ujungnya harus tampak halus, kecuali untuk cupang yang memiliki extended ray dan tidak ada yang sobek. Tulang sirip harus tegak dan selaput siripnya mengembang penuh. Adanya lubang pada sirip, tepi sirip yang tidak rapi, sobek, dan tidak seragam menunjukkan indikasi stres serta kondisi perawatan cupang yang kurang baik.

 

3.         Mental cupang

Mental yang baik terlihat pada saat ngedok (flaring) karena bukan hanya sebagai indikasi kebugaran cupang, dengan ngedok cupang dapat memperlihatkan keindahan warnanya. Walaupun penilaian mental cupang memiliki porsi yang kecil, tetapi bisa memengaruhi penilaian komponen-komponen lainnya. Mental yang kurang baik dapat menyebabkan cupang terlihat tidak sehat atau takut (bacul). Karena itu, penilaian mental cupang harus dilihat secara menyeluruh. Setiap bagian sirip dan tubuh cupang memainkan peranan penting. Cupang sakit akan terlihat bacul dan mudah dibedakan dengan cupang sehat yang bacul.

 

b.            Penilaian warna

Warna cupang sangat banyak dan semakin bertambah seiring perkawinan silang dan perkembangan teknologi. IBC menggunakan system pembagian warna untuk mengelompokkan warna berdasarkan tingkatan atau hirarki guna memudahkan penilaian. Berikut system pembagian warna versi IBC.

GRUP

Subgroup

KATEGORI

Subkategori

TIPE

Subtipe

 

Hirarki warna cupang dimulai dengan pembagian grup yang terdiri atas:

c.       warna dasar,

d.      dwiwarna, dan

e.       warna kombinasi.

Setiap grup dibagi lagi menjadi:

f.        adanya warna gelap atu tidak ada yang disebut subgroup,

g.       adanya warna iridescence atau tidak ada yang disebut ketegori, dan

h.       adanya warnya opaque atau tidak ada yang disebut tipe.

Google Analytics