Menu:


Mencetak Sang Juara

Setelah mengetahui kriteria penilaian kontes hias dan adu, langkah berikutnya adalah memersiapkan bakal cupang berkualitas kontes. Menjadi juara tidak dipengaruhi oleh bakat bawaan cupang. Secara genetik, cupang jawara memang menurunkan gen yang berkualitas pula kepada turunannya. Namun, sebagian besar kemenangan justru dipengaruhi oleh kulaitas perawatan yang dilakukan para peternak cupang itu sendiri. Faktor yang paling penting adalah kesehatan. Ikan yang unggul dari sisi genetik, yang ditunjukkan dengan warna dan bentuk sirip yang indah, tentu tidak dapat memamerkan keunggulannya jika sedang sakit. Apalagi jika terjadi pada cupang aduan. Di samping itu, latihan dalam menghadapi kontes pun harus dilakukan. Jika tidak, cupang yang kita unggulkan justru menjadi pecundang saat harus tampil di arena kontes.

 
Memilih Bakalan Cupang Berkualitas

Untuk mendapatkan bakalan cupang berkualitas, peternak dapat memperolehnya dengan jalan mengawinkan induk unggulan atau jawara. Selanjutnya, peternak perlu menyeleksi dan merawat burayak yang sesuai dengan kriteria kontes.

Cara lain yaitu membeli burayak berkualitas dari peternak lain atau di toko penjual cupang hias. Saat membeli, sebaiknya jangan langsung percaya dengan ucapan para pedagang. Bisa jadi cupang yang katanya memiliki kualitas kontes hanya dapat mejadi peserta tanpa mampu menjadi juara. Hal tersebut disebabkan karena adanya cacat pada cupang, baik cacat fisik maupun cacat warna. Oleh sebab itu, peternak perlu meminta bantuan orang lain yang lebih ahli jika merasa belum mampu memilih cupang yang berkualitas kontes. Hal tersebut untuk menghindari rasa kecewa akibat kualitas cupang yang dibelinya tidak setinggi harganya. 

Sebelum membeli cupang kualitas kontes, peternak sebaiknya mempelajari dan memahami kriteria penilaian kontes seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.  Selain itu, perhatikan pula cacat-cacat cupang yang dapat mengurangi penilaian juri. 

 
Setelah mengetahui kriteria penilaian dalam kontes cupang hias, seharusnya hobiis dapat memilih bakalan berkualitas sesuai dengan ukuran yang diinginkan kontes. Adapun beberapa kriteria yang dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih bakalan mencakup bentuk sirip, warna tubuh, dan mental.

 
a.      Tipe sirip

Salah satu daya tarik cupang hias terlihat dari keindahan sirip-siripnya. Untuk itu, sirip merupakan salah satu kriteria dalam memilih bakalan berkualitas kontes. Keindahan dan keanggunan sirip cupang hias ini masih dibedakan atas beberapa tipe sirip berikut.

 
1.      Sirip terpecah (serit)

Tipe sirip ini juga dikenal dengan istilah serit kasar karena ukuran tulang siripnya panjang. Cupang hias dengan tipe sirip seperti ini tampak garang. Keindahannya tampak dari keutuhan serit-seritnya. Ada dua jenis serit pada cupang, yaitu serit tunggal dan serit ganda (double ray).


 

a)      Serit tunggal

Pada tipe ini, tulang siripnya tunggal. Jumlah jarum pada sirip punggung 10—12 buah, sirip ekor 18—21 buah, sirip bawah atau sirip perut 20—24 buah, dan sirip anal 5—7 buah. Panjang maksimal jarum tersebut mencapai 2—3 cm sehingga panjang keseluruhan sirip punggung 3,5—4,5 cm, sirip ekor 4,5—6 cm, sirip perut 4,5—5,5 cm, dan sirip anal 4—5,5 cm.

 
b)      Serit ganda

Sepintas, tipe cupang hias ini hampir mirip dengan serit jarum tunggal. Hanya saja bentuk jarum pada sirip ekornya ganda. Jarum ganda ini sangat jarang terdapat pada sirip lainnya. Cupang ini akan dianggap istimewa kalau jarum-jarum ganda terdapat pada seluruh siripnya. Bahkan dapat dikatakan langka kalau jarum-jarum ganda tersebut tersusun menyilang. Pada tipe ini, jumlah tulang siripnya hampir sama dengan tipe serit tunggal. Namun, biasanya jumlah serit pada sirip ekornya ada 1,5—2 kali lebih banyak.

 
2.      Sirip cagak

Tipe sirip ini pun dikenal dengan nama fin split. Ikan tipe cagak ini memiliki sirip ekor yang terbelah menjadi dua bagian yang sama besar. Oleh sebab terbelah dua, ekornya tampak berukuran sangat besar. Akibatnya, penampilan ikan ini terlihat sangat macho.

 

3.      Sirip cendrawasih

Biasanya cupang hias dengan tipe sirip cendrawasih memiliki sirip sangat lebar. Penampilannya sangat anggun saat sirip-siripnya dikembangkan, seakan sedang menebarkan kain sutera. Bagian ujung sirip cupang hias tipe cendrawasih ini biasanya tidak memiliki serit sehingga tipe ini pun sering disebut tipe slayer.

 

4.      Sirip butterfly

Tipe sirip ini juga dikenal dengan nama serit halus karena bagian ujung tulang siripnya pendek. Cupang hias yang bertipe sirip butterfly tampak anggun. Keindahannya terlihat dari bentuk keseluruhan sirip-siripnya yang seakan membentuk bulatan.

 

5.      Sirip balon

Tipe sirip ini pun bisa memiliki serit tunggal ataupun ganda. Namun, yang sangat menarik dari tipe ini yaitu selaput siripnya tebal dan menggelembung seperti balon. Jika ikan sedang mengembangkan siripnya, selaput sirip di antara seritnya bergerak-gerak seperti setumpuk agar-agar. Tipe sirip ini merupakan strain terbaru dibandingkan dengan tipe sirip lainnya.

 

b.      Warna tubuh

Warna tubuh sangat mendukung penampilan cupang hias dalam kontes. Pada setiap kontes, cupang hias dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu warna dasar, warna kombinasi, dan maskot. Namun, ada juga kontes yang menyertakan kategori unik atau bonsai.

 

1.      Warna dasar

Cupang hias yang termasuk dalam kategori warna dasar harus memiliki warna yang sama pada seluruh bagian tubuh, termasuk siripnya. Warna yang termasuk kategori ini adalah biru, hijau, merah, hitam, dan kelabu (silver). Kalau sirip berwarna lain—biasanya warna merah pada sirip anal—untuk warna dasar biru, hijau, kelabu, dan hitam maka kategori warna dasar cupang hias tersebut dianggap tidak sempurna dan penilaiannya berkurang. Namun, kalau kepala berwarna kelabu untuk sirip berwarna biru, hijau, dan hitam maka penilaiannya tidak akan berkurang, kecuali kalau cupang tersebut berwarna dasar merah.

 

2.      Warna kombinasi

Disebut warna kombinasi karena pada bagian tubuh dan siripnya harus terdapat lebih dari satu warna. Untuk warna dasar biru, hijau, dan kelabu selalu dikombinasikan dengan merah pada siripnya.

Jika warna tubuh hingga siripnya hitam, tetapi pangkal sirip dihiasi warna merah, biru, dan kelabu keputihan biasanya disebut warna lokal. Sebenarnya kombinasi warna seperti ini lebih layak disebut black orchid. Sementara warna kombinasi yang cocok disebut warna lokal adalah tubuh berwarna biru, hijau, dan kelabu, sedangkan seluruh siripnya merah dihiasi sedikit warna yang sesuai dengan warna tubuhnya.

Warna kombinasi dianggap baik kalau kombinasi warna di seluruh sirip serasi. Kalu komposisi warna tersebut ada pada bagian tubuh dan jumlahnya lebih dari dua warna maka kombinasi warna ini disebut three colour.

Perlu diperhatikan bahwa jika cupang hias berkategori warna kombinasi, variasi warna pada sirip ekor harus sama dengan variasi warna pada sirip punggung dan sirip dada. Akan lebih baik lagi kalau variasi warna pada sirip-siripnya membentuk guratan serasi.

 

3.      Maskot

Cupang hias disebut maskot jika tubuhnya berwarna putih keperakan tanpa noda, kepalanya putih bebercak merah, dan seluruh siripnya berwarna sama atau kombinasi. Ada juga cupang maskot yang tubuhnya berwarna kemerahan dan kepalanya pun berwarna merah.

Ada tiga tipe maskot yang dapat dijumpai di setiap kontes, yaitu sebagai berikut.

§               Maskot dengan warna tubuh putih kemerahan. Mascot jenis ini merupakan mutasi dari warna tubuh hitam atau kelabu karena tidak adanya pigmen warna pada sisik tubuhnya. Biasanya sirip pada ikan mascot jenis ini berwarna merah, biru muda, dan hijau tetapi jarang dijumpai.

§               Maskot dengan warna tubuh merah muda. Biasanya mascot jenis ini berkepala warnaputih dengan bercak merah. Mascot ini pun merupakan hasil mutilasi dari cupang warna hitam.

§               Maskot dengan warna tubuh putih perak (silver). Kepala pada jenis maskot ini ada yang bebercak merah dan ada pula yang putih polos. Mascot jenis inilah yang disebut warna maskot. Warna sirip ikan pada jenis mascot ini sangat bervariasi, yaitu ada yang merah kombinasi putih perak, ada yang warna dasar putih kombinasi merah dan biru atau hijau, dan ada pula yang putih perak polos sehingga seluruh tubuh ikan ini berwarna putih (pure silver colour). Warna tubuh yang seluruhnya putih perak inilah yang banyak dicari kolektor dan peternak.

 

4.      Bonsai atau unik

Cupang hias yang termasuk dalam kategori bonsai ini merupakan ikan yang memiliki panjang tubuh maksimal 2,5 cm. Namun, ukuran besar kepala dan lebar tubuhnya sama dengan cupang hias yang sudah berukuran 7,5 cm. Kategori bonsai yang berkualitas baik terlihat dari panjang tubuhnya di bawah 2,5 cm, kepala besar, punggung seperti berpunuk (tampak membungkuk), dan warna sirip-siripnya serasi.

Sementara cupang hias yang dikatakan unik jika bentuk fisiknya di luar dari bentuk cupang hias pada umumnya (abnormal). Beberapa contoh cupang hias unik di antaranya sirip ekor menyatu dengan sirip dada, salah satu bagian sirip tidak ada, atau jumlah warna pada tubuhnya lebih dari dua (three colour).

 

c.      Mental

Bentuk fisik yang baik dan warna yang indah belumlah cukup untuk menentukan jika cupang bakalan yang akan dipilih bisa diterjunkan ke arena kontes. Faktor lain yang juga sebagai penentu cupang hias layak kontes yaitu mental atau keberanian untuk mengembangkan seluruh sirip-siripnya saat berhadapan dengan saingannya.

Penilaian mental bakalan cupang hias dapat dilihat saat ikan saling dihadapkan (disebengi). Cupang hias yang bermental baik akan selalu nyebengi atau mengembangkan sirip-siripnya walaupun dihadapkan dengan cupang yang bertubuh lebih besar. Hanya saja upaya disebengi untuk cupang maskot harus dengan sesama cupang maskot. Hal ini disebabkan cupang mascot umumnya “takut” pada cupang berwarna.

Sebagai pertimbangan saat membeli, bakalan cupang hias bermental baik dapat dilihat dari ciri-ciri berikut.

§         Warna tubuh dan siripnya cemerlang.

§         Saat akuarium atau stoples tempat tinggalnya disentuh dengan jari, seluruh siripnya dikembangkan.

§         Saat sekat pemisah akuarium atau stoples dilepaskan, gerakannya lincah seakan “berlari-lari”, bahkan sesekali melakukan gerakan memukul lawannya.



Google Analytics